Kenapa Kopi Sekipan Istimewa ?

Kenapa Kopi Sekipan Istimewa ?

Kopi ini ditanam di dataran tinggi Sekipan dengan iklim sejuk dan tanah vulkanik yang subur. Proses pemetikan dilakukan secara manual untuk memastikan hanya buah kopi matang yang dipilih.

Kopi ini ditanam di dataran tinggi Desa Kalisoro, Tawangmangu, lebih tepatnya di kawasan hutan Sekipan dengan iklim yang sejuk dan asri. Lahan penanaman kopi berada di ketinggian 1.000โ€“1.500 mdpl, dengan jenis kopi yang umum digunakan adalah jenis Arabika. Tanahnya yang subur karena kandungan vulkanik menjadikan tempat ini cocok untuk menanam kopi. 

Sebelum penanaman, lahan dibersihkan terlebih dahulu dan lubang-lubang tanam dipersiapkan secara manual oleh para petani. Setelah ditanam, pohon kopi dirawat dengan metode yang ramah lingkungan. Pemupukan dilakukan menggunakan bahan alami dari tumbuhan dan rumput sekitar. Selanjutnya, pemangkasan rutin dilakukan untuk menjaga pohon tetap sehat dan produktif.

Pohon kopi mulai berbuah sekitar dua tahun setelah ditanam. Masa panen utama biasanya terjadi setelah 4โ€“5 tahun. Panen dilakukan setiap 10 hari sekali. Proses panen dilakukan secara manual dan selektif, dimana hanya buah matang berwarna merah yang dipetik atau dikenal sebagai โ€œpetik merahโ€.

Proses Pasca Panen

Setelah dipetik, buah kopi diproses melalui beberapa tahapan untuk menghasilkan biji kopi kering (green bean) yang siap untuk disangrai.  Biji kopi dicuci dan kemudian dijemur secara alami di bawah sinar matahari. Penjemuran dilakukan di atas alas yang bersih, biasanya berlangsung hingga kadar air dalam biji kopi mencapai tingkat ideal. Selama proses penjemuran, petani melakukan pengecekan setiap 2 jam sekali untuk memastikan biji kopi tidak menempel dan kering secara merata. Proses pengeringan ini penting untuk menjaga kualitas dan daya simpan biji kopi.

Panen:

Panen kopi dilakukan secara selektif dengan metode "petik merah", yaitu hanya memetik buah kopi yang telah matang sempurna (berwarna merah). Buah kopi yang masih hijau dibiarkan tetap di batang untuk dipanen pada waktu berikutnya. Biasanya, panen dilakukan setiap 10 hari sekali selama musim panen. Setelah dipetik, buah kopi dikirim ke pengepul untuk diproses lebih lanjut.

Pasca Panen:

Setelah panen, kopi melalui beberapa metode pengolahan utama:

  • Natural (Dry Process):
  1. Buah kopi tidak dikupas, melainkan langsung dijemur di bawah sinar matahari. Penjemuran dilakukan di atas alas bersih selama beberapa hari hingga kadar air turun ke tingkat ideal (sekitar 11โ€“12%).
  2. Selama penjemuran, buah dibalik dan dicek secara berkala (biasanya setiap 2โ€“4 jam) agar tidak menempel dan kering merata.
    Metode ini mengandalkan cuaca, dan cita rasa kopi hasil proses natural cenderung kompleks, fruity, dan kadang fermentatif.
  • Honey Process (Semi-Washed):
  1. Dalam metode ini, kulit luar buah kopi dikupas tanpa menggunakan air, namun lendir (mucilage) yang menyelimuti biji dibiarkan tetap menempel. Biji kemudian dijemur dengan lendir tersebut, yang memberikan rasa manis alami.
  2. Honey process menghasilkan kopi dengan rasa manis, body yang kental, dan keasaman yang seimbang.
  • Washed Process (Full-Washed):
  1. Dalam metode ini, buah kopi dikupas kulitnya, lalu fermentasi dilakukan dalam air untuk meluruhkan lendir yang menempel di biji. Setelah itu, biji dicuci bersih dan dijemur.
  2. Proses washed menghasilkan kopi dengan profil rasa yang bersih dan kompleksitas yang tinggi. Ini adalah metode yang paling konsisten dan banyak dipakai untuk kopi specialty.

Cita Rasa

Kopi Sekipan memiliki karakter rasa yang beragam tergantung pada varietas dan jenis tanaman, kondisi lahan dan metode pasca panennya. Beberapa jenis kopi memiliki aroma floral dan rasa buah-buahan segar seperti citrus atau beri, tapi cita rasa lainnya dapat muncul dari proses pengolahan biji hingga biji siap digunakan.

Di sisi lain, ada juga kopi dengan rasa manis seperti karamel dan coklat, yang sering kali dihasilkan dari proses natural. Aftertaste nya cenderung halus dan tidak terlalu tajam, sehingga nyaman diminum bahkan tanpa gula.

Rekomendasi Penyeduhan

Untuk menikmati cita rasa kopi Sekipan secara maksimal, metode seduh yang digunakan juga perlu diperhatikan. Salah satu cara terbaik adalah dengan seduhan manual seperti V60. Melalui metode ini karakter rasa kopi, seperti aroma floral, keasaman buah atau manis alami akan lebih terasa. Selain itu, kopi Sekipan juga cocok diseduh dengan mesin espresso bagi yang lebih menyukai rasa padat dan pekat.

Untuk hasil seduhan yang sempurna, gunakan air panas bersuhu sekitar 90โ€“94ยฐC. Takaran dasarnya dapat menggunakan perbandingan kopi dan air yang ideal, yaitu 1:15. Lama waktu penyeduhan sekitar 2โ€“3 menit, tergantung seduhan dan kekuatan rasa yang diinginkan. Kopi Sekipan memiliki karakter rasa yang bersih dan lembut sehingga ideal dinikmati tanpa tambahan pemanis maupun campuran lainnya. Namun bagi yang terbiasa menambahkan gula atau susu, kopi ini tetap mampu mempertahankan keunikan cita rasanya tanpa kehilangan karakter utamanya.

Penutup

Kopi Sekipan merupakan representasi dari hasil bumi terbaik Karanganyar. Dengan cara budidaya yang organik, proses panen yang selektif dan penanganan pasca panen yang dilakukan secara hati-hati, kopi ini menjadi salah satu hasil bumi unggulan dari lereng Gunung Lawu.


Deskripsi Mengenai Produk

Kopi ini ditanam di dataran tinggi Sekipan dengan iklim sejuk dan tanah vulkanik yang subur. Proses pemetikan dilakukan secara manual untuk memastikan hanya buah kopi matang yang dipilih.